Monday, October 26, 2015

BELAJAR MENURUT PANDANGAN BEBERAPA AHLI

Belajar, perkembangan dan pendidikan merupakan suatu peristiwa dan tindakan sehari-hari. dari sisi siswa sebagai pelaku belajar dan dari sisi guru sebagai pembelajar, dapat ditemukan adanya perbedaan dan persamaan. Sehingga timbullah pandangan belajar dari beberapa ahli, yaiut:

A. Belajar Menurut Pandangan Skinner


Skinner berpandangan bahwa belajar adalah suatu perilaku. Pada saat orang belajar, maka responsnya menjadi lebih baik. Sebaliknya, bila ia tidak belajar maka responsnya menurun. dalam belajar ditemukasn adanya hal berikut:
1. Kesempatan terjadi peristiwa yang menimbulkan respons belajar,
2. respons si pebelajar, dan
3. konsekuensi yang bersifat menugatkan respons tersebut.

pandangan skinner ini terkenal dengan teori Skinner. Dalam menerapkan teori skinner, guru perlu memperhatikan dua hal penting, yaitu (1) pemilhan stimulus yang diskriminatif, dan (2) penggunaan penguatan.

B. Belajar Menurut Gagne

Belajar Menurut Gagne merupakan kegiatan yang kompleks. Hasil belajar berupa kapabilitas. Setelah belajar orang memiliki keterampilan, pengetahuan, sikap dan nilai. Timbulnya kapabilitas tersebut adalah dari (1) stimulasi yang berasal dari lingkungan, dan (2) proses kognitif yang dilakukan oleh pebelajar. dengan demikian belajar adalah seperangkat proses kognitif yang mengubah sifat stimulasi lingkungan, melewati pengelolahan informasi, menjadi kapabilitas baru.
Mneurut Gagne belajar terdiri dari 3 komponen penting, yaitu: kondisi eksternal, kondisi internal dan hasil belajar. 

C. Belajar Menurut Piaget

Piaget berpendapat bahwa pengetahuan dibentuk oleh individu. Sebab indidvidu melakukan interaksi terus menerus dengan lingkungan. Dengan adanya interaksi dengan lingkungan maka fungsi intelek semakin berkembang.
Perkembangan intelektual melalui tahap-tahap berikut, (1) sensori motor (0;0-2;0 tahun(, (2) pra-operasional (2;0-7;0 tahun), (3) operasional konkrit (7;0-11;0 tahun), dan (4) operasional formal (11;0-ke atas).

PENDIDIKAN DAN BELAJAR

Defenisi Pendidkan:
a. Defenisi maha luas,  pendidikan adalah hidup. Pendidikan adalah segala pengalaman belajar yang berlangsung dalam segala lingkungan dan sepanjang hidup. Pendidikan ini memiliki karakteristik kuhusu, yaitu: (a) Masa pendidikan, dimana pendidikan berlangsung seumur hidup, (b) Lingkungan pendidikan, dimana pendidikan dapat berlangsung di lingkungan mana saja baik berupa lingkungan yang diciptakan untuk pendidikan maupun tercipta sendirinya, (c) Bentuk kegiatan, yaitu pendidikan yang lebih berorientasi pada peserta didik yang mempunyai beraneka ragam bentuk, pola, dan lembaga, dan (d) Tujuan, pendidikan terkandung tiap pengalaman belajar,  pertumbuhan, tidak terbatas. (Kaum Humanis Romantik)

b. Defenisi Sempit, Pendidikan adalah sekolah. Pendidikan adalah pengajaran yang diselenggarakan di sekolah sebagai lembaga pendidikan formal. Pendidikan ini memiliki karakteristik khusus, yaitu: (a) Masa pendidikan, pendidikan berlangsung dalam waktu yang terbatas, yaitu masa anak dan remaja, (b) Lingkungan pendidikan, pendidikan yang sengaja diciptakan khusus untuk menyelenggarakan pendidikan. secara tekniis, pendidikan yang berlangsung di kelas, (d) Tujuan, ditentukan oleh pihak luar, dimana tujuan pendidikan adalah mempersiapkan diri untuk hidup, (Kaum Behavioris)




Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuh kembangkan potensi sumber daya manusia peserta didik dengan cara mendorong dan memfasilitasi kegiatan belajar mereka. Secara detail, dalam UU RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab 1 Pasal 1 "Pendidikan didefinisikan sebagai usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses belajar agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan  negara.

Belajar merupakan tindakan dan perilaku siswa yang kompleks. Sebagai tindakan, maka belajar hanya dialami oleh siswa sendiri. Belajar dapat dipandang sebagai proses yang diarahkan kepada tujuan dan proses berbuat melalui berbagai pengalaman. Belajar merupakan proses melihat, mengamati, dan memahami sesuatu.

Berikut belajar menurut beberapa pandangan parah ahli........ NEXT


Monday, February 23, 2015

PERKEMBANGAN TEORI ATOM PART-2

4. Model Atom Ernest Rutherford (1910) dan Penemuan Neutron


Ernest Rutherford pada saat itu masih berfikir dan terus melakukan percobaan untuk menjawab lebih jauh pertanyaan bagaimanakah struktur atom itu ? Benarkah model atom yang dikemukakan oleh J.J. Thomson ? Tahun 1909, atas saran Rutherford, Hans Geiger dan Ernest Marsden melakukan penelitian.
Berdasarkan percobaan penembakan sinar alpha pada lempeng emas, dapat ditentukan bahwa diameter atom adalah sekitar 10-8 cm, sedangkan diameter inti sekitar (1-5).10-12 cm. di sekeliling inti.
Inti yang paling kecil dan paling sederhana adalah inti atom hidrogen, yang disebut proton. Inti hidrogen mempunyai muatan positif yang besarnya tepat sama dengan muatan elektron, tetapi massanya 1836 kali lebih besar dari massa elektron. Berdasarkan perhitungannyaRutherford juga dapat memperkirakan jumlah muatan inti untuk setiap atom unsur yang ditelitinya.
sekarang perhatikan data berikut:
  • Atom Hidrogen memiliki 1 buah proton, dan massanya sama dengan massa 1 proton
  • Atom Helium memiliki 2 proton, dan massanya sama dengan massa 4 proton

Jika dalam inti Helium hanya terdapat proton, seharusnya massa atom helium 2 kali massa proton. Gejala yang sama dimana massa atom hampir dua kali massa proton, juga terjadi pada unsur-unsur yang lain.
Mengapa hal itu terjadi ? selain proton, partikel apalagi yang terdapat dalam inti atom ? 
Berdasarkan fakta tersebut, pada tahun 1919 Rutherford menduga ada partikel lain dalam inti yang tidak bermuatan yang massanya hampir sama dengan massa proton. Ramalan Rutherford tersebut baru 12 tahun kemudian terbukti oleh James Chadwick. Dengan percobaan penembakan logam berilium dan boron oleh partikel alpha, ia menemukan adanya suatu partikel yang dilepaskan pada proses itu yang sifatnya berbeda dengan partikel alpha. Daya tembus partikel ini sangat tinggi, tetapi tidak dipengaruhi oleh medan magnet maupun listrik. 

5. Model Atom Niels H. Bohr (1922)


Model Atom Rutherford ternyata bertentangan dengan teori elektrodinamika klasik. Menurut teori ini, jika suatu partikel bermuatan listrik bergerak dengan kecepatan tertentu, maka partikel tersebut akan meradiasikan energi. Elektron (bermuatan negatif ) yang bergerak sekeliling inti akan kehilangan energi terus menerus karena radiasi sehingga akhirnya akan jatuh ke inti.
Bagaimana seandainya itu terjadi ?
Tentu atom itu jadi musnah. Artinya, semua zat, termasuk kita manusia, tidak akan ada karena tidak stabil. Keberadaan zat-zat di alam menunjukkan bahwa atom itu ada.
Jadi, seperti apa atom itu ? Di mana letak proton dan elektron ?
Kesulitan ini dapat diatasi oleh Bohr yang mengaplikasikan teori kuantum Planck pada model atom Rutherford. Menurut Planck energi yang dipancarkan akan diserap oleh zat tidak bersifat kontinu dan sembaran, tetapi dalam paket-paket energi tertentu yang disebut kuanta.


Berdasarkan teori kuantum dari Planck dan pengamatannya pada spektrum hidrogen, maka Bohr mengemukakan teori atom yang diringkaskan sebagai berikut:
  • Elektron bergerak mengelilingi inti atom dengan lintasan atau orbit yang berbentuk lingkaran. Lintsan yang diperlukan adalah lintasan dengan tingkat energi tertentu (lintasan kuantum). Hal ini mitip dengan sistem tata surya.
  • Tiap lintasan ditandai dengan bilangan kuantum utama (n), dengan n= 1,2,3,......dst. Lintasan yang paling dekat ke inti memiliki tingkat energi terendah dan disebut lintasan atau kulit K (n=1). Untuk tingkat energi lebih tinggi ( n = 2,3,4,....) diberi lambang berturut-turut L,M,N,.....dst.
  • Elektron yang bergerak pada lintasannya tidak akan melepaskan atau menyerap energi, keadaan ini disebut keadaan stationer
  • Jika elektron berpindah dari lintasan dengan tingkat energi lebih tinggi ke tingkat yang lebih rendah (misalkan dari E2 ke E1), maka akan terjadi radiasi sebesar E1-E2 = hv, h = tetapan Planck, v = frekuensi radiasi. Jika elektron berpindah dari tingkat energi lebih rendah ke tingkat energi yang lebih tinggi, maka elektron akan menyerap energi

PERKEMBANGAN TEORI ATOM

1. Teori Atom Democritus


Dapatkah suatu materi dibagi secara terus menerus menjadi bagian yang lebih kecil dan lebih kecil lagi, ataukah ada suatu keadaan dimana materi tidak dapat dibagi lagi ?
Mari kita amati dua pandangan yang sangat berbeda tentang materi.
Kebanyakan filsuf, termasuk Plato dan Aristoteles, mempercayai bahwa materi dapat dibagi terus menerus tanpa batas. Akan tetapi ali filsuf lain yaitu Democritus berbeda pendapat.
"Democritus (460-370 SM) berpendapat bahwa materi disusun oleh bagian yang kecil, yaitu pertikel yang tidak dapat dibagi lagi. Partikel tersebut dinamakan atom yang berarti tidak dapat dibagi lagi". Pendapat Democritus ini dianggap salah sampai awal abad ke-19.
Saat ini pendapat Democritus tersebut dianggap benar, meskipun pada zamannya hanya sedikit golongan yang membenarkan pendapatnya. Selama 2000 hingga 300 tahun yang lalu para ilmuan melakukan penelitian sampai ditemukannya teori-teori mengenai struktur atom.

2. Teori Atom Dalton


Pada akhir abad ke-18, dalam rangka mempelajari reaksi kimia secara kuantitatif ditemukan Hukum Konservasi Massa (Laavoiser, 1774). Dalam usahanya untuk menerangkan hukum-hukum tersebut, John Dalton (seorang duru di Inggris) pada tahun 1803 mengemukakan hipotesis bahwa materi terdiri atas partikel-partikel kecil yang disebut atom. Menurut Dalton, atom adalah bola kaku yang tidak dapat dibagi lagi menjadi partikel yang lebih kecil. Hipotesis tersebut sejalan dengan pendapat Democritus bahwa materi disusun oleh partikel kecil yang tidak dapat dibagi lagi.
Berikut adalah teori atom yang dikemukakan oleh Dalton :
  • setiap unsur disusun oleh partikel-ppartikel kecil yang tidak dapat dibagi lagi, yang disebut atom.
  • setiap atom yang membentuk suatu unsur memiliki massa dan sifat yang sama, tetapi atom dari unsur yang berbeda memiliki massa dan sifat yang berbeda.
  • dalam suatu reaksi kimia atom-atom suatu unsur tidak berubah menjadi atom yang berbeda, dengan kata lain atom tidak dapat diciptakan dan tidak dapat dimusnahkan secara reaksi kimia
  • senyawa terbentuk jika atom-atom dari beberapa unsur bergabung. senyawa yang terbentuk selalu memiliki jumlah relatif dan jenis atom yang sama.

3. Model Atom J.J. Thomson (1900)


1. Penemuan Sinar Katoda dan Elektron
Pada tahun 1879, William Crookes melakukan penelitian dalam suatu tabung hampa udara. Di kedua ujung tabung tersebut dimasukkan lempengan logam yang disebut elektroda. Saat elektroda dihubungkan pada sumber tegangan , satu lempeng menjadi bermuatan positif dan lempeng lainnya bermuatan negatif. Saat tegangan tinggi diberikan pada katoda (elektroda negatif) dan anoda (elektroda positif), muncul berkas sinar pada tabung.
Percobaan yang dilakukan dengan menggunakan tabung crookes memperlihatkan gejala-gejala ada sinar yang keluar dari katoda. sinarnya sendiri tidak bisa dilihat dengan mata. Akan tetapi, dengan bantuan zat yang dapat berfluoresens, jejak sinar yang keluar dari katoda dapat terdeteksi. Saat magnet diletakkan dekat tabung, berkas sinar dalam tabung akan dibelokkan. Crookes yakin bahwa sinar, yang saat ini disebut sebagai sinar katoda, terdiri atas partikel-partikel bermuatan.
Apakah sinar katode itu ? Partikel apakah yang ada dalam sinar katoda ? J.J. Thomson memperoleh jawabannya pada tahun 1897. Dia menunjukkan bahwa sinar katoda dibelokkan dalam medan magnet. Pada salah satu sisi tabung Crookes ditempatkan plat logam bermuatan positif, dan pada sisi yang berlawanan ditempatkan plat logam yang bermuatan negatif. Berkas sinar yang keluar, ditarik oleh plat positif dan ditolak oleh plat negatif.
Sebenarnya sinar katoda tidak dapat dilihat, tetapi jika digunakan tabung kaca yang dapat memendarkan sinar, maka sinar katoda akan dipendarkan dan tampak.
 
2.  Penemuan Sinar Terusan
Pada tahun 1886, seorang ilmuan Jerman bernama Eugen Goldstein melakukan penelitian lebih lanjut menggunakan tabung Crookes yang dimodifikasi. Plat katoda pada tabung Crookes dilubangi, dan tabung diisi dengan gas hidrogen bertekanan rendah.
Thomson dan Godstein telah berhasil membuktikan bahwa atom sebenarnya tersusun dari pertikel-partikel kecil yang lebih kecil. Yang menjadi permasalahan, bagaimana penataan partikel-partikel tersebut dalam suatu atom ? Tahun 1904 Thomson mengemukakan model atomnya yang disebut "roti kismis"
Dalam Teori Roti Kismisnya, J.J. Thomson menyatakan bahwa setiap atom terdiri atas sejumlah elektron yang bermuatan negatif dan sejumlah muatan positif yang sama dengan muatan negatifnya sehingga atom bermuatan netral. Dia berpendapat bahwa muatan positif membentuk sebuah "atmosfir" yang ditempati sejumlah elktron-elektron, seperti kismis dalam roti kismis.

Sunday, February 22, 2015

TEORI KINETIKA GAS (Kimia Fisika II)

Pengamatan perilaku gas pada berbagai kondisi oleh Boyle, Gay Lussac dan Avogadro menghasilkan data yang dapat dirumuskan menjadi Hukum. Hukum-hukum ini tidak bergantung pada setiap teori tentang hakikat gas.
Untuk dapat menerangkan perilaku gas telah dikemukakan suatu teori yang dikenal sebagai "Teori Kinetika Gas". Teori ini untuk pertama kalinya dikemukakan oleh Bernaulli (1738), yang mempostulatkan dimana gas diandaikan bahwa molekul-molekul gas selalu bergerak dengan cepat ke segala arah dan bahwa tumbukannya dengan dinding mudah menimbulkan tekanan gas.

1. Model Gas Ideal

Model ini didasarkan atas beberapa postulat sebagai berikut:
  1. Gas terdiri dari sejumlah partikel-partikel kecil atau molekul yang bergerak cepat ke segala arah dan saling bertumbukan dan bertumbukan dengan dinding wadah.
  2. Tumbukan antara molekul bersifat kenyal atau elastis sempurna, artinya walaupun pada tumbukan itu terjadi perpindahan energi tetapi energi kinetik total molekul tidak berubah (tetap).
  3. Tidak ada gaya tarik menarik antara molekul-molekul dan antara molekul dengan dinding wadah.
  4. Volume total molekul cukup kecil dibanding terhadap volume wadah kubus, sehingga dapat diabaikan.
  5. Energi kinetik rata-rata molekul berbanding dengan suhu mutlak. 
Berdasarkan postulat ini, dapat diturunkan suatu persamaan yang memungkinkan perhitungan tekanan gas dari sifat-sifat dasar molekul.

Perhatikan sebuah wadah berbentuk kubus dengan panjang rusuk l dan mengandung N molekul gas. Sebuah molekul dengan massa (m) yang bergerak dengan kecepatan (v) dapat diuraikan kecepatan dengan Vx, Vy, dan Vz. Molekul yang bergerak dengan arah sumbu x kecepatan Vx bertumbukan dengan yz dengan momentum mVx. Setelah bertumbukan, molekul bergerak kearah yang berlawanan dengan kecepatan -Vx dan momentum -mVx. Perubahan momentum yang terjadi pada 1 kali tumbukan adalah 2mVx.

Jumlah tumbukan sama dengan kecepatan per detik : Vx/2l
Perubahan momentum per detik per molekul adalah momentum kali jumlah tumbukan :

Perubahan momentum = 2mVx . Vx/2l -----------------> l adalah jarak (L)
                                   = mVx / l
Karena ada 2 dinding yz, maka perubahan momentum per molekul per detik adalah :

2mVx(kuadrat) / l    ---------------------> jika 1 susmbu yaitu sumbu x

jika gas ke seluruh arah maka perubahan momentum per molekul per detik :
2mVx(kuadrat) / l + 2mVy(kuadrat) / l + 2mVz(kuadrat) / l = 2mVN(kuadrat) / l

jika kadar adalah N molekul
= 2mV1(kuadrat) / l + 2mV2(kuadrat) / l + 2mV3(kuadrat) / l + .......2mVN(kuadrat) / l
= 2mN / l . (V1(kuadrat)+V2(kuadrat)+V3(kuadrat)+......+VN(kuadrat) )

= 2mNVrata-rata (kuadrat) / l

To be continued......